Puisi Tentang Hari Santri Nasional - Sarung Santri

Puisi Tentang Hari Santri Nasional - Sarung Santri - Hari Santri yang diadakan setiap tanggal 22 Oktober selalu dimeriahkan oleh kaum sarungan sebagai pengingat bahwa santri berperan penting dalam momentum kemerdekaan Indonesia.

Untuk itu kami ikut berpartisipasi dalam memeriahkan Hari Santri 2021 dengan membacakan karya yang dibacakan oleh budayawan Nasaruddin Anshori yang akrab disapa Gus Nas pada Hari Santri 2020 yang lalu.

Berikut ini teks puisinya : 

SARUNG SANTRI

Menjelang 10 November yang menjadi arus balik sejarah tanah air ini

Ketika Proklamasi Kemerdekaan terus diuji oleh jiwa pongah Jenderal Mallaby

Kaum santri dengan sarungnya menjelma pagar berduri agar kolonial Belanda tak bisa menjajah lagi

Kota Surabaya tak hanya menjadi bara api

Saat takbir dan zikir ratusan ribu santri berhadapan dengan mortir dan lapisan baja

Memanjatkan doa Bagimu Negeri Itulah prasasti paling suci dari bongkahan batu-batu sejarah yang telah lama berdebu di negeri ini

Saat jihad dan shalawat menjelma tali jagat yang menjadikan Indonesia tetap selamat

Satu tekad dan kebulatan hati: Para Kyai dan Santri pantang berkhianat bagi Ibu Pertiwi

Hari ini tanggal 22 Oktober Kukenang kembali Resolusi

Jihad yang menggemuruh dan sarat makna Ketika jutaan santri sarungan itu begitu tulus mencintai tanah air dan kebangsaaan Indonesia

Itulah kenapa Hadratusysyaikh Hasyim Asy'ari pantang berhenti berjuang sebelum bangsa ini benar-benar merdeka

Ditemani Kyai Wahab Chasbullah para Kyai Khos se Jawa-Madura Pekik takbir digemakan melalui bibir Bung Tomo yang gagah perkasa

Wahai santri-santri millenial dimana pun kini kalian berada

Jangan pernah kalian punggungi batu-batu prasasti dan buku sejarah kaum santri di tanah air kita ini

Sebab tak akan ada Indonesia jika para santri hanya sibuk bersolek dan berpangku tangan saja

Di tanganmu ada Kitab Suci Al-Qur'an dan Sunnah Nabi Jadikan sabar dan shalat itu sebagai pilar peradaban

Berdiri kokoh dalam amukan badai kerakusan dan ketamakan

Selamatkan bangsa ini dari darurat narkoba dan syahwat kotor korupsi

Jadikan Kitab Jurumiyah sebagai pedang melawan penjajah

Jadikan Kitab Imriti sebagai pisau bedah untuk menajamkan ilmu dan pemikiran di dalam diri

Jadikan Kitab Alfiyah untuk berkhotbah di zaman pongah dan jahiliyyah agar anak-anak bangsa tak saling mencaci

Inilah saatnya kalian bergegas mencari dan menemukan makna keindonesiaan sejati

Sebab Kanjeng Nabi Muhammad sudah mewanti-wanti agar kita jangan pernah berhenti membaca dan mencari ilmu sampai mati

Jadilah pemimpin yang berdiri kokoh di atas kaki Rahmatan Lil 'Alamin

Jadilah pedagang yang tak pernah merugi dengan modal kejujuran dan tak pernah ingkar janji

Jadilah pendakwah yang tutur katanya menyejukkan dan menunjukkan dalil aqli dan naqli yang pasti

Jadilah petani nelayan buruh atau profesi apa saja yang memberikan manfaat bagi manusia dan memakmurkan bumi

Wahai Kaum Sarungan setanah air Indonesia Para santri yang berada di kota desa gunung lembah bahkan di mancanegara

Jadilah rantai emas bagi Ibu Pertiwi Sebagaimana rumus Mbah Hasyim Asy'ari dalam menjalankan hidup ini

Pada masa muda menjadi Sang Pencari Ilmu Setelah berilmu beriman dan beramal maka jadilah Sang Pemberani

Tegakkan kebenaran dan ajak berbuat baik dimanapun berada

Lalu jadilah Sang Pemimpin bagi diri sendiri dan keluarga serta bagi Nusa dan Bangsa

Sebagai pemimpinan jagalah pikiran dan tindakan

Rawatlah kata-kata agar tak menjadi fitnah ghibah dan membuat luka bagi sesama

Lalu jadilah Sang Pemersatu Jangan pernah menjadi provokator dan menjalankan politik belah-bambu

Kibarkan Bendera Merah Putih dengan Panji Rahmatan Lil 'Alamin di seluruh bumi dan langit NKRI

Merdeka! Merdeka! Merdeka! Allahu Akbar!!!

Gus Nas Jogja, 22 Oktober 2020. Merayakan Hari Santri

Kami juga mengunggah video musikalisasi puisinya di channel Nrechel. Semoga dapat memberikan inspirasi dan menghibur.