Kumpulan Puisi Pendek Tentang Cinta Terbaik Sepanjang Masa

Unsplash.com

Kumpulan Puisi Pendek Tentang Cinta Terbaik Sepanjang Masa - Goresan tinta terkadang bisa mewakili perasaan hati yang sedang gundah. Adakalanya dengan membaca beberapa sajak yang sesuai dengan mood bisa menjadi obat untuk melupakan sejenak keluh kesah.

Untuk itu kami hadir membawakan beberapa puisi pendek karya Fina Syifa, seorang penulis puisi channel youtube Nrechel yang berasal dari Tegal, Jawa Tengah. Berikut ini beberapa kumpulan puisi yang sudah kami rangkum.

Fucek Boy

Dia kutemui di lorong sana. Hingga ku impikan kemudian ku harapkan. Tidak ada yang seperti dia, pikirku. Matanya membius mesra, candanya membungkam tanya, dan kata-katanya membuat terpesona.

Setelah lama terpikat mengenalinya, ahaha (ini ketawa apa gimana sih). Ternyata tidak hanya satu. Bukan satu-satunya di rengkah. Namun menjadi salah satu diantara pilihan-pilihannya.

Bodoh!. Aku terjebak di lingkaran pria tak punya rasa. Hanya mempermainakan kemudian meninggalkan.

Disetiap lorong ia memberi luka pada setiap wanita yang di temuinya. Kamu, tak percaya karma?. Untunglah, aku masih percaya itu. @zeinafya98

Senja Menyapa

Senja menyapaku kembali. Mengingatkan dia yang baru saja pergi. Mengutuk ingatan yang harus dihadapi. Meratapi dengan sendiri yang begitu sepi. Senja menyapa lagi. Lagi-lagi ku perlihatkan wajah sendu kala menemuimu namun semu.

Senja setiap kali menyapa pada bayang yang kemudia sirna. Ditikam masa yang tak kunjung ku lupa.

Senja yang selalu menyapa, bolehkan memeluknya lagi?. Sekedar melepas lara karena akhirnya akan saling melupa. Tanpa sapa tanpa tanya. @diicky420

Malam

Malam ini gelap tawa menutup hari. Terkekeh sendiri karena akhirnya harus merelakan ia pergi.

Malam ini, petang menyelimuti hati. Sepi terkoyak mati. Disudut kamar, foto kita masih terpampang rapi. Potret dua manusia yang tersenyum menelan bumi hingga manusia lain iri.

Diluar sana, bintang sepertinya hilang ditelan sunyi kabut menguasai. Aku mengais sisa di balik lampu jalanan yang terkenang pahit. Namun semu, sedikitpun kamu tak pernah ada lagi. @naaz2888

Senja Dan Rindu

Senja itu mengalir indah bersama bayang yang kian punah. Rindu yang gemerlap kian sirna dihujani masa, ditelan fatamorgana.

Kini menjelma dalam nalar. Candu itu kembali menyelimuti mata. Nanar binar merelakan.

Senja itu membawamu tenggelam. Semakin muram saja. Senja yang kembali mengingatkan.

Sore itu, kita berdua berboncengan tanpa peduli waktu, bertemu selalu. Namun kini berubah menjadi rindu yang memabukkan hingga ku sebut itu candu. @sutirisutiray

Yang Terbaik

Aku terlalu sering memikirkan mengenai takdir yang setiap kali datang menyakitkan. Namun tak bisa ditepiskan.Tuhan, apa ini yang terbaik?.

Terkadang dia datang hanya menggores luka. Menyayat lara dan membuatku hampa. Terkadang dia hanya bisa ku harapkan tanpa bisa kumiliki. Dan lagi-lagi ku ikhlaskan.

Tuhan, benar sesakit ini kehidupan?.

Aku menjaga banyak cinta. Namun tak pernah ku rasa bahagia. Atau hanya karena aku saja yang terlalu sering memalingkan tanpa pernah bersyukur. Ajari aku menata rapih hati akan bagagia. Agar tidak lagi bercampur lara. Kenalin Aku

Apa yang kau maksudkan mengenai perkenalan?. Bukankah penat jika harus memulai mengenal, namun pada akhirnya harus saling mengikhlaskan?. Biarkan saja Tuhan dan takdir mempertemukan dengan perkenalan yang lebih menantang.

Bukankah lebih romantis?.

Bukan karena mengenal lewat teman atau lebih memaksakan karena jenuh dengan kesendirian.

Nikmati saja, jodoh sudah ada yang menentukan. @silvajnnh

Aku Lelah Tapi Tak Mau Menyerah

Berjalan di padang waktu yang terasa sangat melelahkan. Terkadang ingin memaksa berhenti. Terkadang ingin terus melanjutkan. Meneruskan asa, memperjuangkan.

Menyerah terkadang menjadi jalan pintas. Namun kembali mencoba menyemangati. Jangan berhenti!.

Kadang juga tidak perduli. Mengapa aku ini?

Dihakimi ragu memilih untuk pasti. Apakah harus menyerah?. Jangan!. Namun aku lelah. @salmanelfariezy

Rindu

Ada yang memaksa menjadi bisu, menggelapkan ragu. Ada yang mencoba meredam nafsu karena terjebak candu.

Ada yang menikam pilu, merobek sendu karena terlalu rindu. Bersiteru pada alunan irama yang dimakan waktu. Terkadang juga tidak mau tau.

Aku rindu…

Rindu degup indah jantungmu. Dirayu tawa, dimanjakan suasana. Tidak juga kunjung mereda. Semakin membabi buta ingin menelan semesta. Karena sudah nyata, pertemuan tak kunjung tiba. @idarmd___

Jantung

Seperti sedang menerka keadaan, disambi tawa kemudian lamunan. Aku yang sedari tadi memikirkan mengenai jalan dan kita yang lama beriringan.

Kamu sudah seperti nadi dalam tangan. Rindunya menyamankan degup jantung sebelah kanan. Menggenggam nyaman sisi lainnya memegang harapan.

Bagaimana bisa jika harus sama-sama melepaskan hubungan kita tidak sesempit yang dibayangkan orang-orang. @bbbiie_

Zona Nyaman

Seperti berada di dalam lingkaran terjal namun membius asa. Aku terpaku pada roda yang berputar sama pada tempatnya. Ketika kusadari tak juga sampai pada akhirnya.

Lelah, namun tak kunjung pasrah. Aku keterlaluan menikmati nyaman yang pada akhirnya tak bisa ku lepaskan walau sudah di paksakan. Terkurung waktu dan terus saja berputar tanpa arah. Inikah zona nyaman?. Ah benar, aku tertikam sendiri tanpa mau lagi menepi. Kadang ku lupa kembali juga tak ingin maju lagi. Payah!.

Kamu Dan Aku

Kamu dan aku akan menjadi kita pada akhirnya. Tenang saja, tidak perlu risau perihal waktu yang tentunya tak bisa terbaca. Tunggu saja tunggu bukankah menikmati tawa seperti ini sudah cukup?. Menyiksa memang.

Terkadang kalut dan takut di penuhi drama “seandainya”. Tapi percayalah, jika memang berjodoh kau dan aku akan dimudahkan.

Kamu dan aku tidak usah terlalu tenggelam dalam harap. Karena akhir dari harapan jika tidak sakit karena merasa terluka. Tidak ada lagi. Secukut apapun dan sepantasnya saja.

​​Seberapa pantas

Sore itu aku terduduk dia mau pintu yang setengah terbuka. Didepanku secangkir teh khas daerahmu. Terbesit pikiran melamunkan kacau pikir memenuhi segala ruang di kepala. Meledak-ledak emosi meluap namun keras sukar tersampaikan.

Batinku menggerutu, menuntut kesekian kalinya. Sudahlah.. tidak usah banyak dipikirkan. Satu dari sekian banyak kalimat. Seberapa pantaskah rindu koplok walaupun peli kunikmati?.

Seberapa jauhkah jarak sehingga pedih ta cukup mewakili. Tersadar sejuta detik kemudian. Iyaa.. memang jauh, bukan lagi jarak. Untuk apa bertanya-tanya mengenai pantas?.Sedang kita saja tak patut disebutkan “ kita” Segelintir orang asing yang kebetulan berpapasan di batas luka.

Sepi di keramaian

Senja datang menikam pilu. Yang sedari kemarin menghantui tanpa pernah mengaku. Lelah waktu ku berjalan meratapi sepi yang hanya bisa kumaksudkan sendiri.

Ramai lampu jalanan menemani. Bersama tawa orang-orang yang malah kuanggap melukai. Ramai canda melipur lara, tapi tak berarti juga. Perlahan air mata mengenang. Melihat tumpukan reruntuhan kaca di seberang jalan.

Sehancur itu kah hatiku?.

Hingga tak pernah kurasakan keramaian yang sedari tadi hinggap menyamakan jejak langkah. Berat ku rasa sudah. Kunikmati rintik kehadiran seseorang sebagai bentuk Yang ku anggap bahagia. Tapi tidak, tetap saja sepi.

Cinta Dan Kasih

Seperti dahaga yang seringkali kering. Tersiram kasih seseorang mampu membungkam rasa. Dari seseorang ku mengenal cinta.

Cinta yang sendiri dulu tertoreh hanya pada satu nama. Cinta yang terlampau batas waktu pulang dengan sendirinya. Beradaptasi pada nyata yang membereskan luka.

Kasih yang kuteguk melalang senyum setiap hari. Ku akui, bagiku hal seperti itu mampu mewarnai dunia dan membuat hati terpaku suka.

Emmm.. bagaimana yang menjelaskannya..?. Terkadang terbelit kata menyampaikan cinta. Sungguh membuatku suka bercerita. Karena bagiku semesta pun tak bisa menjelaskannya.

Cinta Dia

Dia, seringkali ku maksudkan sebagai nama lain cinta. Sebagai tujuan yang selalu menjadi doa di setiap harinya. Dia yang kumaksudkan menjadi kisah untuk seterusnya.

Harapan yang diukir dalam sendi setiap nadi. Kupeluk rasa, menyayanginya bukan lagi tugasku. Namun sudah menjadi takdir dari kita

Satu dari sekian juta orang di dunia. Entah mengapa dia tetap menjadi pilihan dan tetap dia yang kupilih. Seberapa hebat dirinya?

Entahlah..

Aku menyukai hingga mencintai tanpa pernah tahu mengapa bagaimana dan kapan itu terjadi. Berjalan begitu saja, merangkak melewati batas waktu yang pada akhirnya menjadi harapan besar hingga kemudian memilikinya.

Dia, sungguh Aku cinta

Happy Birthday

Happy birthday!

Kembali kuucapkan di tanggal yang kembali terulang. Panjang umur yang ku doakan Semoga semakin tumbuh dengan kedewasaan. Keberhasilan langkah, Semoga Tuhan memudahkan segala impian, semoga Tuhan kabulkan.

Happy birthday

Semoga disadarkan kembali untuk mencintai umur yang telah diberikan Selalu sehat, dan tetap kuat. Karena sekarang, lemah adalah bentuk kekalahan seseorang untuk bertahan hidup

Lekas Pergi

Ada kalanya lebih baik menerima maaf karena pamit. Dari pada menunggunya pergi tanpa pernah ku inginkan.

Malam ini, hujan deras berhasil mengguyur mata ku. Bersimbah keras melawan waktu yang tak kunjung menyadarkan. Bahwa kamu, adalah hal yang selalu saja memenuhi bayang. Biar saja yang kulewati segeralah berlalu

Beberapa tanya meledak mengenai kamu yang tak kunjung juga pergi dari hati Kamu ini apa?

Maumu apa?

Lekaslah pergi ..

Jika memang tak mampu di sisi. Jangan lagi hadir kemudian mengisi karena hati. Bukan hanya ingin ditepati. Namun juga dimiliki

Rindu Dan Sayang

Rindu....

Berapa kali saja kusebut kata itu. Seperti format wajib yang tidak kunjung selesai disebutkan. Diributkan, dan dikeluhkan.

Sepasang mata menatap hingga hati mampu menetap. Jelma'an rindu yang sungguh menjadi candu. Tak lagi terpungkir, rindu adalah hal yang terbawa bagai detak jantung.

Sayang, cinta, sudah cukupkah menjadi alasan rindu?. Sungguh berat dirasa kala rindu merajai. Bertahta sebagai tuan di lubuk hati, tidak ada obat selain temu Kadang terluka sendiri saat belum sampai raga memeluk cinta, Menyedihkan.

Sayang, apa kabar ?

Kamu Dan Luka

Aku berkata denganmu seringkali ku samakan dengan luka.

Ah sama saja, kataku. Aku memilihmu menjadi luka. Aku menjadikanmu luka Aku bertemu kamu sebagai luka.

Sulit kurangkai tapi memang benar, sepedih itu pertemuan denganmu yang sama-sama merajut benang penuh darah

Berekspektasi bahagia namun saling tertusuk hancur akhirnya. Salah atau benar sudah menjadi jamuan kebiasaan kita. Bertengkar menjuarakan diri sendiri adalah hobi kita

Apa kau juga menganggapku luka?.

Atau kita memang tak bisa menerima bahwa tidak ada “cocok“ di dalamnya. Sehingga luka adalah judul segalanya.

Hehe mungkin.

Kamu Dan Sakit

Seteguk canda kembali mengisi. Menelan sadar sajak tak berarti Aku mencintai sekaligus menyakiti. Entah karena mencintai sakit atau sakit yang mencintaiku

Tidak bosan rasa menghakimi diri. Menuntut menjauh, tapi tak pernah mampu berlari. Semesta kadang memaki hati yang selalu kembali, padahal pedih datang silih berganti.

Kamu sesosok duri yang tak mampu ku lepas. Tergenggam dicemari kecil tak berdarah. Tertawa bersama seakan menelan nanah.

Sekuat itu?.

Iya, mencintai begitu kuat hingga pernah tak lagi kurasa

Seberani itu?.

Tentu, aku tertikam asa memberanikan diri menyayangi sakit yang kuberi nama Kamu.

Nah itulah tadi beberapa kumpulan puisi pendek tentang cinta dan perasaan untuk kalian yang sedang mengalami kondisi ini. Bagaimana apakah ada salah satu puisi yang mengena ke relung hati kalian teman-teman?. Semoga puisi diatas bisa mengobati kegalauan kalian,

Teman-teman juga bisa melihat pembacaan musikalisasi puisi tadi di channel Youtube kami yaitu Nrechel. Terima kasih.