Puisi Rindu Dan Luka

Puisi Rindu Dan Luka - Di Pagi yang cerah kali ini kami akan melanjutkan kumpulan puisi dari Neng Finasyifa yang tentu saja judulnya adalah request-an dari para follower. Selamat menikmati

Jantung

Seperti sedang menerka keadaan. Disambi tawa kemudian lamunan. Aku yang sedari tadi memikirkan mengenai jalan dan kita yang lama beriringan.

Kamu sudah seperti nadi dalam tangan. Rindunya menyamankan degup jantung sebelah kanan menggenggam nyaman. Sisi lainnya memegang harapan.

Bagaimana bisa jika harus sama-sama melepaskan?. Hubungan kita tidak sesempit yang dibayangkan orang-orang. @bbbiie_

Awal

Pagi ini, ku rasa sudah. Menekuk ragu dalam dahaga panjang. Berlari mengejar manisnya kawanan. Namun tetap saja, getir pahit menyusul kemudian.

Sepanjang perjalanan, entah dimulai dari bab mana. Akhirnya selalu saja sama.

Dimuali dari awal, menyusun, jatuh, dan selalu merapihkan.

Begitukan kenyataan?. Dipermainkan harapan dan dihantam kenyataan. Selalu begitu. @ini_aas

Semu Yang Selalu Menyapa

Sore itu, datang kepadaku berita dari langit. Kawan…. hujannya masih sama. Terdengar pilu dan masih saja menyakitkan.

Hampir saja aku bodoh, membodohi diriku yang tak kunjung tau berita apa yang ia maksud.

Disapa dunia yang berputar di zona yang sama. Semu!. Berakhir dalam air mata atas harapan yang tak kunjung mereda.

Lagi-lagi disapa penyesalan mengatasnamakan cinta.

Dibodih irindu yang terus saja mengulang. Nyatanya tetap sama.

Iya, hanya semu yang selalu menyapa. @meriani4663

Rindu

Ada yang memaksa menjadi bisu. Menenggelamkan ragu.
Ada yang mencoba meredam nafsu karena terjebak candu.
Ada yang menikam pilu merobek sendu karena terlalu rindu.
Berseteru pada alunan iram ayang dimakan waktu.
Terkadang juga tidak mau tau.

Aku rindu…

Rindu degup indah jantungmu, dirayu tawa, dimanjakan suasana. Tidak juga kunjung mereda.

Semakin membabi buta ingin menelan semesta. Karena sudah nyata, pertemuan tak kunjung tiba. @idarmd___

Luka

Luka itu merengkuh naluri. Mencabik hati tanpa henti. Ingin ku paksa berhenti. Namun dengan sangat tidak perduli, dia pergi namun selalu kembali.

Ah, seperti apa luka?. Bentuknya saja tak mampu kubaca. Disapa malah membuat lara. Tidak akan ada yang baik-baik saja.

Mungkin imbasnya adalah kecewa. Tapi sungguh tenang saja, Ia membuat seseorang tumbuh dewasa. @deodifi028

Puisi yang ada disini akan dipublish juga di channel youtube Nrechel. Jangan lupa subscribe untuk melihat musikalisasi puisi terbaik dari kami ya.