Demam Sabyan Gambus Trend Sholawat Masa Kini
Pada pertengahan tahun lalu kira di gemparkan oleh sekelompok grup musik yang beraliran gambus namun pembawaan musiknya sangat kekikinian. Ketika mendengar aliran musik gambus, satu hal yang terlintas di fikiran kita adalah lagu-lagu sufi bernuansa islami dengan ciri khas musik yang kental dengan budaya arab. Namun, Grup musik ini berbeda dengan grup musik gambus lainnya. Walaupun mengusung tema gambus yang tertanam dalam nama grup tersebut, grup musik ini mampu untuk menyesuaikan dalam jenis musik yang paling di gemari oleh anak muda zaman sekarang. Alhasil, mereka mampu mentransformasikan genre musik yang awalnya diabaikan oleh kalangan milenial menjadi musik yang selalu di putar berulang-ulang setiap waktu oleh kalangan milenial bahkan seluruh generasi tal memandang umur. Ya, grup ini tak asing lagi yaitu Sabyan Gambus.
Dengan iringan musik yang nyaman di dengar, lantunan suara yang merdu, dan mengangkat tema sholawat menjadikan Sabyan Gambus sebagai aliran musik untuk segala umur. Mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa tak luput dari virus yang di sebarkan oleh grup musik ini. Sehingga sholawat menjadi tren musik pada saat ini.
Berbicara mengenai tren sholawat masa kini, membuat kita tak asing dengan lagu-lagu islami. Kita ambil contoh kecil sebuah single lagu yang dibawakan oleh Sabyan Gambus yang berjudul "Ya Maulana", mampu menyihir semua orang untuk selalu menyanyikannya. Ya Habibal Qolbo, Rohman Ya Rohman, Ya 'Asuiqol Misthofa menjadi santapan pendengaran kita tiap hari. Bahkan yang membuat saya kagum, ada anak balita yang hafal lirik sholawatan tersebut karena sering sekali di dengarkan dimana-mana.
Efek dari tren sholawat masa kini yang di bawakan oleh Sabyan Gambus ini sanhat terasa sekali. Coba kita menilik beberapa waktu lalu sebelum Sabyan booming. Hal yang sangat miris terjadi pada generasi penerus kita yaitu mereka menyanyikan lagu yang notabenenya untuk kalangan orang dewasa. Lirik lagu yang tidak pantas keluar dari mulut seorang bocah selalu menghiasi hari-hari kita. Lagu "Sayang" yang di populerkan oleh Via Vallen dan Ndx aka ini menjadi lagu pengiring tidur mereka. Lagu-lagu cinta menjadi hal yang biasa di kalangan anak kecil yang belum saatnya.
Kenapa bisa begitu?, bisa jadi karena kurangnya lagu-lagu yang di targetkan untuk kalangan anak kecil. Berbeda sekali dengan zaman dahulu dimana anak kecil lebih mengenal lagu Di Obok-oboknya Joshua, lagu Bintang Kecil, Abang Tukang Bakso dan lagu anak kecil lainya. Kebanyakan lagu-lagu yang trending adalah lahu yang bertemakan percintaan hingga anak kecil mau tak mau mendwngarkannya juga.
Kehadiran Sabyan Gambus sudah cukup menjadi obat kita semua dari genre-genre lagu yang sesuai dengan semua kalangan umur. Lebih baiknya lagi sekarang lebih banyak orang yany mencintai sholawat lebih tepatnya lagu-lagu islami. Apakah lagu-lagu islami itu tak ada?, sehingga kita krisis lagu-lagu yang bertemakan islami?. Banyak, sangat banyak. Namun kebanyakan hanya lagu musiman mendekati bulan suci Ramadhan. Lalu kemanakah para pecinta sholawat?. Memang sholawatan tak pernah mati karena banyaknya grup-grup hadroh. Tapi, hanya terbatas dalam golongan sarungan dan para pecinta sholawat. Namun, setelah Sabyan mucul kepermukaan, orang-orang yang tadinya enggan untuk sholawat atau menganggap lagu islami kurang diminati semuanya berbondong-bondong hijrah ke aliran musik Sabyan.
Ada sedikt cerita pribadi yang sedikit menggelitik. Saat penulis menjadi Operator Warnet, musik yang selalu di putar oleh client adalah lagu Sabyan. Dari pagi hingga malam, alunan musik Sabyan tak pernah absen dari pendengaran. Bahkan, ada seseorang yang terlihat 'nakal' karena penampilannya yang sangar dengan gaya rambut mohak dan bertato sedang menghafalkan lirik lagu "Rohman Ya Rohman" yang dicover oleh Sabyan. Subhanallah sekali bukan?. Demam Sabyan telah menyebar ke seluruh kalangan tak hanya orang-orang yang sudah mencintai sholawat bahkan orang-orang yang amburadul juga mengidolakan Sabyan.
Lagu-lagu Sabyan yang kekinian dan enak di dengar ini menjadikan kesegaran baru dalam dunia permusikan Indonesia. Penulis sendiri memang menyukai lagu-lagu Sabyan. Ya, karena tak bisa di pungkiri lagi, lagunya memang enak. Penulis mengetahui tentang Sabyan Gambus dari Youtube yang saat itu subcriber Sabyan Gambus baru mencapai 80.000 sub, an sekarang kita bisa melihat sub channel Official Sabyan Gambus lebih dari 3 juta dan akan terus bertambah kedepannya.
Dengan iringan musik yang nyaman di dengar, lantunan suara yang merdu, dan mengangkat tema sholawat menjadikan Sabyan Gambus sebagai aliran musik untuk segala umur. Mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa tak luput dari virus yang di sebarkan oleh grup musik ini. Sehingga sholawat menjadi tren musik pada saat ini.
Berbicara mengenai tren sholawat masa kini, membuat kita tak asing dengan lagu-lagu islami. Kita ambil contoh kecil sebuah single lagu yang dibawakan oleh Sabyan Gambus yang berjudul "Ya Maulana", mampu menyihir semua orang untuk selalu menyanyikannya. Ya Habibal Qolbo, Rohman Ya Rohman, Ya 'Asuiqol Misthofa menjadi santapan pendengaran kita tiap hari. Bahkan yang membuat saya kagum, ada anak balita yang hafal lirik sholawatan tersebut karena sering sekali di dengarkan dimana-mana.
Efek dari tren sholawat masa kini yang di bawakan oleh Sabyan Gambus ini sanhat terasa sekali. Coba kita menilik beberapa waktu lalu sebelum Sabyan booming. Hal yang sangat miris terjadi pada generasi penerus kita yaitu mereka menyanyikan lagu yang notabenenya untuk kalangan orang dewasa. Lirik lagu yang tidak pantas keluar dari mulut seorang bocah selalu menghiasi hari-hari kita. Lagu "Sayang" yang di populerkan oleh Via Vallen dan Ndx aka ini menjadi lagu pengiring tidur mereka. Lagu-lagu cinta menjadi hal yang biasa di kalangan anak kecil yang belum saatnya.
Kenapa bisa begitu?, bisa jadi karena kurangnya lagu-lagu yang di targetkan untuk kalangan anak kecil. Berbeda sekali dengan zaman dahulu dimana anak kecil lebih mengenal lagu Di Obok-oboknya Joshua, lagu Bintang Kecil, Abang Tukang Bakso dan lagu anak kecil lainya. Kebanyakan lagu-lagu yang trending adalah lahu yang bertemakan percintaan hingga anak kecil mau tak mau mendwngarkannya juga.
Kehadiran Sabyan Gambus sudah cukup menjadi obat kita semua dari genre-genre lagu yang sesuai dengan semua kalangan umur. Lebih baiknya lagi sekarang lebih banyak orang yany mencintai sholawat lebih tepatnya lagu-lagu islami. Apakah lagu-lagu islami itu tak ada?, sehingga kita krisis lagu-lagu yang bertemakan islami?. Banyak, sangat banyak. Namun kebanyakan hanya lagu musiman mendekati bulan suci Ramadhan. Lalu kemanakah para pecinta sholawat?. Memang sholawatan tak pernah mati karena banyaknya grup-grup hadroh. Tapi, hanya terbatas dalam golongan sarungan dan para pecinta sholawat. Namun, setelah Sabyan mucul kepermukaan, orang-orang yang tadinya enggan untuk sholawat atau menganggap lagu islami kurang diminati semuanya berbondong-bondong hijrah ke aliran musik Sabyan.
Ada sedikt cerita pribadi yang sedikit menggelitik. Saat penulis menjadi Operator Warnet, musik yang selalu di putar oleh client adalah lagu Sabyan. Dari pagi hingga malam, alunan musik Sabyan tak pernah absen dari pendengaran. Bahkan, ada seseorang yang terlihat 'nakal' karena penampilannya yang sangar dengan gaya rambut mohak dan bertato sedang menghafalkan lirik lagu "Rohman Ya Rohman" yang dicover oleh Sabyan. Subhanallah sekali bukan?. Demam Sabyan telah menyebar ke seluruh kalangan tak hanya orang-orang yang sudah mencintai sholawat bahkan orang-orang yang amburadul juga mengidolakan Sabyan.
Lagu-lagu Sabyan yang kekinian dan enak di dengar ini menjadikan kesegaran baru dalam dunia permusikan Indonesia. Penulis sendiri memang menyukai lagu-lagu Sabyan. Ya, karena tak bisa di pungkiri lagi, lagunya memang enak. Penulis mengetahui tentang Sabyan Gambus dari Youtube yang saat itu subcriber Sabyan Gambus baru mencapai 80.000 sub, an sekarang kita bisa melihat sub channel Official Sabyan Gambus lebih dari 3 juta dan akan terus bertambah kedepannya.