Cara Menjadi Orang Sukses Menurut Ilmu Nahwu
cara sukses menurut ilmu nahwu, filosofi imu nahwu dalam kehidupan, rahasia ilmu nahwu,
Siapa sih yang tak mau menjadi orang sukses, orang yang
mulia, orang yang berkedudukan tinggi?. Tak satupun orang yang akan menjawab
TIDAK MAU!, dan serentak akan menjawab YA!.
Namun untuk menjadi orang sukses, menjadi orang mulia atau
mendapatkan kedudukan yang tinggi ini tak semudah kita menghirup nafas kemudian
mengeluarkannya. Dalam arti dengan sekejap kita akan langsung menjadi orang
yang sukses.
Semuanya butuh proses, ibaratkan ketika kita ingin menaiki
tangga pasti kita melewati anak tangga tahap demi tahap. Tak mungkin dan
mustahil kita bisa langsung meloncat pada anak tangga paling atas.
Ada beberapa hal yang mesti kita perhatikan guna menjadi
orang yang meliki kedudukan, dalam banyak sumber banyak sekali hal-hal yang
mesti kita lakukan untuk menjadi orang sukses. Namun pada kesempatan kali ini
kita akan belajar menjadi orang sukses dengan menggunakan suatu yang tersirat
dalam ilmu nahwu.
"Jangan pernah takut untuk memulai sesuatu kebaikan"
Ilmu nahwu adalah ilmu yang mempelajari gramatika bahasa
arab yaitu bahasa Al-Qur'an. Jadi, ketika seseorang ingin menafsirkan Al-Qur'an
tanpa mengetahui literatur bahasa arab maka sungguh sangat mustahil mendapatkan
makna yang tersirat dalam Kalamullah.
Apabila kita menilik lebih jauh tentang ilmu nahwu, bukan
hanya menjelaskan tentang masalah literatur bahasa arab. Akan tetapi terdapat
filosofi yang mampu kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Suatu ketika, ada pertanyaan yang diajukan kepada Mbah
Kholil mengenai bagaimana hukumnya satu desa terdapat dua sholat jumat? Maka
beliau menjawabnya langsung dengan nadzhom Alfiyah :
وفي اختيار لا يجئ المنفصل * اذا تأتي انيجئ المنفصل
“Dalam keadaan ikhtiar (tidak sulit berkumpul), tidak boleh
terpisah dengan melakukan jum’atan lebih dari satu, ketika berkumpul menjadi
satu itu masih memungkinkan”.
Lalu bagaimana kita menjadi orang sukses, orang mulia atau
orang yang memiliki derajat tinggi?, kita bisa mengambilnya dari filosofi dalam
ilmu nahwu.
Dalam pembahasan ilmu nahwu, ada yang namanya i'rob
yaitu perubahan setiap ahir kalimat dikarenakan berbedanya amil yang masuk
yang. I'rob ini ada 4 yaitu rofa', nashob, khofd atau jer, dan
i'rob jazm.
Yang pertama adalah i'rob rofa. Rofa' secara bahasa
ialah tinggi atau mulia. Suatu lafadz yang hukumi rofa' disebut juga marfu'atil asma' atau isim-isim yang di baca rofa'.
Isim berarti nama sedangkan rofa’ itu tinggi. Jadi nama-nama yang akan di angkat
deratajatnya yang akan mulia itu siapa saja? Lalu faktor apa saja yang
menyebabkan orang bisa tinggi derajatnya?.
Dalam bait nadzom 'Imrithi karangang Syeikh Syarifuddin
Yahya Al-Imrithy disebutkan bahwa :
مَرْفُوعُ الاسْمَا سَبْعَةٌ نَأْتي بِهَا..........مَعْلُومَةَ الأَسْمَاءِ مِنْ تَبْوِيبِهَا
Isim-isim yang di kenai hukum rofa' itu ada 7. Yaitu
Fail, Naibul Fa'il, Mubtada, khobar, isimnya kana, khobarnya kana, tawabi'.
- Fa'il
Fail itu berarti
pelaku atau orang yang bekerja. Fail ini termasuk marfu'atil asma atau
orang-orang yang akan di angkat derajatnya oleh Allah SWT. Lalu apa sih yang
menjadi penyebab pelaku atau orang yang bekerja ini di angkat derajatnya
menjadi orang sukses?.
Dalam bait selanjutnya yaitu:
فَالْفَاعِلُ اسْمٌ مُطْلَقاً قَدِ ارْتَفَعْ.........بِفِعْلِهِ وَالْفِعْلُ قَبْلَهُ وَقَعْ
Fail ini di rofa’kan oleh fiil yang terletak sebelumnya.
Begitupula dengan orang yang mulia di angkat derajatkan oleh pekerjaan, usaha
yang dilakukan sebelum ia menjadi orang yang dihormati.
Orang yang sukses itu bukan orang yang pasif, melaikan orang
yang aktif dengan kerja keras, rajin belajar, aktif ngaji. Jadi Orang-orang
yang sukses, yang mulia, dan mempunyai derajat yang luhur dengan usaha yang
dilakukannya.
- Mubtada'
Secara bahasa mubtada berarti pemula atau lebih
tepatnya ketika kita implementasikan dalam filosofi untuk menjadi orang sukses
ialah seorang pemula.
Diterangkan dalam syair indahnya Syeikh Al-Alamah Muhammad
Jamaluddin Ibnu Abdillah Ibnu Malik Al-Thay yaitu Nadzom Alfiyyah :
ورفعوا مبتدأ بالابتدأ * كذاك رفع خبربالمبتدأ
Mubtada ini di rofakan oleh amil ma’nawi
ibtida atau menjadi permulaan
kalimat suatu lafadz itulah yang menjadi sebab dibaca rofa’nya lafadz
tersebut. Layaknya orang yang suskes, dia bisa mencapai kedudukan itu karena
dia adalah pelopor kebaikan, pemula sebai uswatun hasanah (suri tauladan yang
baik), menjadi pencetus pertama sesuatu yang belum pernah di lakukan orang
lain, menjadi penggerak bagi orang lain untuk menirunya melakukan jamaah,
mengaji, musyawaroh, nderes.
Pelopor utama akan selalu di kenang, di ingat namanya
walaupun generasi setelahnya itu lebih baik darinya. Seperti dalam maqolah yang
berbunyi :
الفضل للمبتدأ وإن أحسن المبتدأ
“Seorang pemula, penggagas, pelopor, akan lebih utama
walupun ada seseorang setelahnya yang lebih baik”.
Kita ambil contoh K.Hasyim ‘Asyari. Beliau adalah pediri
Nahdhatul Ulama. Nama beliau selalu terukir sepanjang waktu dalam sejarah
Nahdhatul Ulama. Kenapa? Karena beliau adalah penggagas utama dari Nahdhatul
Ulama. Walaupun ada Kyai-kyai yang lebih alim, lebih sholeh, namun K.Hasyim
‘Asyari lebih utama dan akan selalu dikenang atas jasa-jasanya.
Ketika kita ditanya tentang Kempek, sekilas kita akan
langsung ingat dengan Mbah Harun. Kenapa? karena beliau adalah pendiri Pondok
Pesantren Kempek.
Jadi, jangan pernah takut untuk memulai sesuatu kebaikan, karena
setiap pelopor akan selamanya mendapatkan kebaikan dan akan senantiasa
mendapatkan keutamaan. Sesuatu yang baik akan menjadi sesuatu yang berharga
dalam hidup kita, karena kita akan mendapatkan sebagian dari kebaikan itu.
- Khobar
Khobar berarti berita. Ketika seseorang memberikan berita,
cerita, atau kabar, pasti dia memiliki pengetahuan tentang kabar tersebut. Jadi,
seseorang harus mempunyai pengetahuan yang bisa kita beritakan. Makin banyak
pengetahuan yang dimilii, maka semakin tinggi derajat orang yang memilikinya.
Pengetahuan itu didapat tak lain dengan belajar.
العلم بالتعلم والبركاة بالخدمة
“Ilmu itu dengan belajar, dan barokah itu dengan berkhidmat”
Ilmu takan bisa di dapat dengan lamunan, karena ketika hanya
dengan lamunan saja seseorang menjadi pintar, maka tidak akan ada orang bodoh
di muka bumi ini.
لو كان نور العلم يدرك بالجنان # فما يبقي في البرية جاهل
Dengan rajin belajar maka akan semakin banyak ilmu yang di
dapat. Semakin banyak ilmu yang di dapat maka akan semakin banyak pula berita,
pengetahuan dan cerita yang bisa di sampaikan kepada orang lain, semakin banyak
pengetahuan yang bisa di sampaikan maka orang tersebut akan di angkat
derajatnya oleh Allah SWT.
Lho ko susah ya?, ya iya emang susah untuk mencapai
kesuksesan itu. Semua orang yang sukses, orang yang pintar, orang yang
mempunyai derajat yang luhur, mereka semua mendapatkannya dengan kerja keras
bkan dengan lamunan belaka atau bahkan hanya berandai-andai saja.
Begitulah kita bisa menjadi orang yang sukses dan
mendapaptkan derajat yang tinggi dengan mengambil filosofi dari ilmu yang sudah
menjadi lauk pauk yang takan terpisahkan di dunia pesantren yaitu ilmu nahwu.
Semoga kita bisa mengambil manfaat dari suatu yang tersirat
dalam fail, mubtada, dan khobar.