Apakah Gen Z Itu Malas Membaca? Ini Dia Solusinya....

 

Gen Z itu malas sekali untuk membaca!, mereka lebih sering dan senang membaca status-status galau di TikTok. 

Setelah melihat jurnal mengenai Minat Baca Mahasiswa UNY yang tersebut dalam data 79% rendah, saya menjadi tertampar. Kenapa seperti itu?. 

Ternyata bukan hanya minat baca Mahasiswa UNY saya yang dibilang rendah namun minat baca di lingkungan saya juga terbilang rendah. Saat dilihat dari data riil juga ternyata hanya 20% yang selalu membaca buku. 

Saya termasuk yang antusias ketika memasuki Toko Buku terutama Gramedia. Karena ada salah satu penulis yang saya gemari yaitu J.S Khairen. 

Berkat penulis itu saya jadi semangat belajar, semangat membaca dan juga semangat untuk kuliah. 

Ini bukan sebuah karangan namun hal yang terjadi dalam diri saya sendiri. Bisa dibilang ini bukan data yang bisa ditemukan di jurnal manapun karena penelitiannya belum dilakukan dan mungkin akan dilakukan ketika saya sudah siap dan bisa membuat jurnal. 

Mengenai bagaimana cara kita untuk menambahkan minat baca atau setidaknya memnyebarkan virus untuk senang membaca sebenarnya gampang banget tau!. 

Pertama, cari komunitas grup atau kelompok mahasiswa yang senang membaca. Kenapa menurutku bergabung dengan komunitas itu sangat penting?.  

Ketika kita malas untuk membaca, ada teman dan kawan yang selalu mengingatkan. Ketika kita sedang senang dan bahkan overthinking tentang perpseptif orang ketika kita senang membaca, ada orang-orang yang menjadi tameng agar tetap senang membaca. 

Banyak kawan kita disana yang tadinya senang membaca akhirnya hilang minat dan hobi membacanya karena salah circle, salah tempat nongkrong. 

Jadi, mulai dari diri sendiri mencari circle yang senang membaca. Gak perlu nunggu ada orang yang mengajak kita untuk membaca bersama-sama. 

Kedua, memanfaatkan media sosial dan teknologi. Ini sudah jelas! Dan hukumnya wajib untuk jaman sekarang. Kenapa? Orang-orang menganggap ketika seseorang itu gak update berita yang viral hari ini saja dianggap orang yang kudet atau kurang update. 

Namun perlu diperhatikan bahwa, sosial media itu seperti pisau bermata satu!. Jika kita menggunakannya dengan bijak, kita akan mendapatkan apa yang kita inginkan. Tapi ketika kita salah menggunakannya bisa berbahasa bagi yang memakai dan orang yang berinteraksi dengannya. 

Ada hal unik yang terjadi baru-baru ini. Ada seorang Influencer cantik dan orang-orang menyebutnya aneh di awal namun karena ia konsisten menebarkan kebaikan akhirnya bisa dikenal hingga sekaran. Siapa kah dia?. 


Cellabacabuku, ia menyebutnya seperti itu. Seorang anak remaja yang memiliki minat baca yang tinggi namun juga bisa memberikan semangat untuk terus membaca kepada orang lain. 

Berawal dari ia bergabung dengan salah satu Sekte Membaca yaitu Bookclan yang dikatakan Gen Z adalah Sekte Sesat karena menyembah buku (padahal itu hanya guyonan).  

Jika orang yang baru mengenal Bookclan atau Cellabaca buku menganggap Sekte itu adalah hal murtad dan melanggar norma dan agaram. Tapi jika orang yang melihatnya adalah orang yang sudah kenal lama dengan Cellabacabuku hal itu mungkin ditanggapi dengan nada santai. 

“Ooooooh itumah biar orang-orang seneng baca buku aja!.” 

Bisa dikatakan akun Instagram Cellabacabuku ini bisa menjadi jawaban atas keresahan penelitian yang dilakukan oleh Mas Deni Hardianto. 

Ketiga, jika mengambil referensi dari kitab suci. Semua orang sudah tau ayat apa yang turun pertama kali ke dunia. Ya! Benar!, karena sering sekali diucapkan banyak orang bosan mendengarkan dalil Surah Al-Alaq ayat pertama. Iqro. 

Ada lagi ayat Al-Quran yang menurut saya itu bisa memotivasi orang-orang agar senang membaca al-Quran yaitu Surah Al-Muzammbil Ayat 4. 

اَÙˆْ زِدْ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِ ÙˆَرَتِّÙ„ِ الْÙ‚ُرْاٰÙ†َ تَرْتِÙŠْÙ„ًاۗ 

“Bacalah al-Qur'an dengan tartil.” 

Menurut al-Quran terjemah dari NU Online, arti tartil itu adalah perlahan-lahan atau benar. 

Guru Saya, Kiai Niamillah Aqil Siroj, Pengasuh Pondok Pesantren Khas Kempek Cirebon mengartikan bahwa tartil itu senang, tartil itu jelas, tartil itu metode untuk belajar membaca yang baik dan benar kemudian jika sudah benar barulah akan timbul senang. 

Selain surah Al-Muzammil Ayat 4 ada juga maqolah atau pribahasa yang disampaikan oleh para Ulama Ahli Al-Quran yaitu 

“Sesuatu hal yang dibolak-balik itu membosankan kecuali al-Quran.” 

Jika kita meresapi dari maqolah itu, kita bisa menerapkan kepada cara pandang kita terhadap membaca. 

Bagaimana bisa? Apa hubungannya maqolah tersebut dengan minat baca Mahasiswa UNY yang rendah?. 

Kenapa al-Quran ketika dibaca itu tidak pernah membosankan?. 

Karena diksi, arti, hingga isi dari al-Quran itu bukan manusia yang menciptakan melaikan Sang Pencipta yang menciptakan arti kata diksi yang memiliki isi yang dalam. 

Dan argumen terahir saya mengenai bagaimana solusi agar minat baca Mahasiswa UNY menjadi lebih baik adalah mencari bacaan yang sesuai dengan minatnya masing-masing. 

Setiap insan memiliki bakat, pemikiran, dan juga peminatan masing-masing dan kita tidak bisa memaksakan itu. 

Sama halnya seperti buku, jika orang itu memiliki peminatan dibidang desain grafis tentu saja ia akan mencari bahan bacaan yang sesuai dengan passionnya. 

Jika ada lagi seorang yang senang dengan Mikrotik maka ia akan mencari semua hal yang berkaitan dengan Mikrotik termasuk buku, bahan ajar dan motivasi agar bisa menjadi Pengendali Mikrotik. 

Itulah tadi argumen dan solusi saya mengenai minat baca Mahasiswa UNY yang terbilang rendah. 

Jawaban ini juga sudah saya publish di website pribadi saya guna menjadi penginat bagi diri saya sendir dan juga orang yang nantinya menemukan tulisan ini. 

Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia SESI 3, Prodi Ilmu Komunikasi UT Palembang.
Karawang, 25 April 2024
M.Lutfi Abdul Aziz
Content Creator