Ada Apa Dengan Al-Qur'an Kempek?

al quran kempek
Pondok Pesantren Kempek Cirebon adalah salah satu pondok pesantren yang ada di Cirebon Jawa Barat. Di Pondok Pesantren Kempek Cirebon para santri di ajarkan berbagai macam ilmu agama, di antaranya adalah Al-Qur'an.

Berbeda dengan Pondok Pesantren pada umumnya setelah belajar Surah Al-Fatihah, tidak langsung melanjutkan pada surat-surat pendek melainkan harus melewati At-Tahiyat dulu. Karena keduanya yaitu surat Al-Fatihah dan At-Tahiyat adalah rukun didalam sholat, apabila tidak membacanya maka sholatnya tidak sah. Oleh karena itu para santri Pondok Pesantren Kempek di tekankan untuk membenarkan dan mem fasih kan terlebih dahulu bacaan surat Al-Fatihah dan At-Tahiyat.

Dalam membaca Al-Qur'an di Pondok Pesantren Kempek, terdapat hal-hal yang menjadi icon tersendiri sehingga menjadi ciri khusus yang melekat pada Al-Qur'an Kempek.

Diantaranya yaitu nada Kempekan. Cara membaca yang datar tanpa adanya cengkok nada yang sama dengan menekankan setiap makhroj dan tajwidnya itulah Al-Qur'an dengan nada Kempekan.

Dengan cara membaca kempekan, para santri sudah di biasakan membaca dengan fasih dengan menekankan setiap makhroj dan tajwidnya.

Kemudian mubalagoh atau berlebih-lebihan dalam mengucapkan makhrorijul huruf , hal ini memberikan efek potisif bagi santri. Karena sudah terbiasa mengucapkan setiap huruf dengan mendalam, maka akan selalu terbiasa hingga tua nanti.


Seperti nasehat KH. Abuya Nawawi Umar Sholeh kepada kami saat menjadi peserta Idaroh tahun 2015 M / 1436 H yaitu :
" Mumpung sampean kuh masih enom, maca Qur'ane sing faseh luh, baka wis tua terus untune wis laka sih angel "
Selanjutnya ciri khas bacaan Al-Qur'an Kempek yaitu waqof dan washolnya, yang menurut sebagian orang yang ahli dalam ilmu qiroat di anggap nyeleneh.

K. Musthofa 'Aqil Siroj, dalam sambutannya saat Tasyakur Khotmil Qur'an Pondok Pesantren Kempek berkata, " Waqof dan washol Kempek ketika di bawa dalam lomba qiroat tidak akan menang, karna dianggap tidak sesuai dengan ilmu qiroat menurut juri".

Tapi jangan salah, dibalik waqof dan washol kempek dianggap tidak sesuai menurut juri terdapat beribu-ribu ilmu yang tersirat.

Kita ambil contoh di dalam surat An-Nass . Kalau kita menggunakan waqof dan washol kempek maka akan menemukan woshol pada lafadz " ilah, min syar, minal jinnah ".


Kalau di lihat dari ilmu qiroat washol di dalam lafadz tersebut ini tidak di perbolehkan karna bukan tempatnya berhenti dan bisa mengakibatkan perubahan makna.

Tapi kita lihat makna yang tersirat ketika washol pada lafadz tersebut.

Washol pada lafadz ilah dan minal jinnah dalam surat An-Nass memberikan pelajaran bahwa yang namanya ha ketika di waqof akan menjadi huruf ha yang mati. Ketika di lanjutkan bacaannya maka huruf ha berharohat atau hidup.

Kemudian washol pada lafadz minal jinnah. Dalam lafadz Al-Jinnatu disini terdapat ta marbutoh yang mana hukum ta marbutoh ketika dalam situasi waqof maka akan berubah menjadi huruf ha dan ketika bacaan di lanjutkan kembali menjadi ta marbutoh. Keterangan ini ada dalam pembahasan kitab-kitab tajwid saja.

Begitu hebatnya Al-Qur'an Kempekan, Karena ketika kita menggunakan waqof dan washol kempek secara tidak langsung kita sudah menguasai hukum ta marbuthoh bukan hanya teori saja akan tetapi langsung mempraktekannya dalam bacaan Al-Qur'an.

Selanjutnya washol pada lafadz min syar. Memang secara kaidah ilmu qiroat ini tidak di perbolehkan karena berhenti bukan pada tempatnya, akan tetapi coba kita lihat lebih dalam lagi makna yang tersirat.

Di dalam pembahasan Ilmu Tajwid ada yang namanya hukum baca'an tarqiq dan tafhim. Huruf ro di baca tafhim apabila huruf ro berharokat dhommah atau fathah, baik ketika waqof maupun washol, dan huruf ro' di baca tarqiq ketika menyandang harokat kasroh.

Hebatnya dalam waqof dan washol kempek, pada surat An-Nass yang washol di lafadz min syarin. Ketika washol di baca tafhim dan ketika bacaan di lanjutkan maka dibaca tarqiq. Secara tidak langsung kita di ajarkan tentang hukum tarqiq dan tafhim. Hebat kan?

Contoh lain pada surat Yasiin ayat 79-80. Ketika kita menggunakan waqof dan washol kempek, maka pada ahir ayat 79 akan di washolkan pada lafadz Alladzi.




Secara ilmu qiroat hal ini tidak di perbolehkan karena mengambil washol pada permulaan shilah. akan tetapi ketika kita teliti lebih dalam, contoh washol pada surat Yasiin ayat 79-80 ini mengajarkan kita terhadap hukumnya Hamzah Washol . Yang dimana hukumnya Hamzah Washol ini di terangkan dalam pembahasan ilmu shorof.

فانها زاءدة تثبت في الابتداء وتسقط في الدرج

" Hamzah washol ialah huruf tambahan, yang tetap pada permulaan kalimat di hilang ketika berada di tengah-tengah kalimat "

Ketika di washolkan pada lafadz Alladzi maka hamzahnya Al ini hilang, dan ketika di baca ulang maka hamzahnya ini nampak.

bahkan kita juga di ajarkan hukumnya Tanwin yang ada dalam pembahasan ilmu tajwin dan nahwu yaitu :

التنوين هو نون ساكنة تلحق في اخر الكلمة لفظا لا خطا

Tanwin adalah nun mati yang terletak pada ahir kalimat yang telihat ketika di ucapkan dan hilang ketika di tulis.

Walhasil, tanpa kita sadari dengan mewasolkan bacaan pada surat Yasin ayat 79-80 banyak sekali pelajaran yang bisa kita ambil, mulai dari Tanwin, Hamzah washol, bahkan Nun Washol yang muncul ketika tanwin berhadapan dengan Al.

Banyak sekali waqof dan washol kempek yang dilihat dari sisi ilmu qiroat tidak sesuai tapi mengandung banyak pelajaran yang tersimpan.

Seperti selalu washol pada kalimat ثم اتخذتم Karena untuk memperjelas sulitnya mengucapkan huruf dzal dan ta yang bersandingan. Dan banyak lagi yang lainya yang tak memungkinkan di muat dalam tulisan yang terbatas ini.

Kesimpulannya, waqof dan washol Kempek secara tidak langsung ialah sebagai Ta'lim (pengajaran) kepada para santri apabila kita mau mengulasnya lebih dalam lagi.

Al-Qur'an Kempek ini tak semena-mena diajarkan pada para santri karena K.H Abuya Nawawi Umar Sholeh mendapatkannya dari Ayahandanya yaitu KH. Romo Umar Sholeh dan beliau mendapatkannya Syekh Muhammad Munawwir Bin Abdullah Ar-Rosyid (Krapyak) dan terus bersambung hingga penerima Kalamullah yaitu Rasullulah SAW. Maka tak diragukan lagi tentang ke afsahan Qur'an Kempek.

Wallohua'lam bissowab.

Content Creator