Sejarah Patung Perawan Sunti Goa Sunyaragi


Cirebon - Nrechel.com

Oleh Arinalhaque

Perawan sunti adalah salah satu nama patung yang terdapat di Sunyaragi. Sunyaragi sendiri berasal dari kata “sunya” yang artinya sepi, dan “ragi” yang artinya raga.

Goa Sunyaragi mengalami tiga tahap proses pembangunan dengan jangka waktu yang terbilang jauh. Pembangunan pertama dilakukan pada tahun 1529 oleh Pangeran Mas Jaenul Arifin yang merupakan cicit dari Sunan Gunung Jati, dengan arsiteknya Raden Sepat (Majapahit) dan Pangeran Losari (Cirebon). Kemudian pembangunan kedua dilakukan pada tahun 1703 oleh Pangeran Jamaluddin, dengan arsitek Pangeran Ayu Carbon Karangrangen. Dan pembangunan terakhir dilakukan pada tahun 1775 yaitu masa pemerintahan Sultan Sepuh ke-5 Pangeran Sapiudin atau lebih dikenal (Sultan Matahaji). Patung Perawan Sunti sendiri dibangun pada masa pembangunan pertama yaitu pada tahun 1529.

Perawan sunti mempunyai daya tarik tersendiri dibandingkan patung-patung lain yang berada di Goa Sunyaragi. Ini disebabkan karena patung Perawan Sunti mempunyai asal-usul terjadinya patung tersebut. Kemudian kepercayaan masyarakat terhadap akibat yang terjadi apabila menyentuh patung tersebut. Belum lagi adanya fakta yang membuktikan bahwa ada yang mengalami sesuatu setelah menyentuh patung tersebut.

Asal-usul nama Perawan Sunti bermula dari kisah seorang Putri Keraton yang dikutuk oleh kedua orangtuanya. Kutukan terjadi karena sang Putri yang tidak mematuhi apa yang diperintahkan oleh kedua orangtuanya. Ia dikutuk tidak akan bertemu dengan jodohnya yang berarti ia tidak akan menikah seumur hidup. Oleh karena itu, patung tersebut dinamakan patung Perawan Sunti.


Awal mula bentuk patung Perawan Sunti layaknya seorang putri China yang tengah berdiri. Namun pada kenyataannya Perawan Sunti yang biasa di lihat oleh para pengunjung tidak berbentuk seperti seorang putri. Perubahan bentuk patung disebabkan oleh tangan-tangan jahil yang tidak bertanggung jawab sehingga perubahannya amat sangat berbeda jauh dari bentuk aslinya. Bahkan bisa dikatakan lebih kecil dari bentuk tubuh manusia.

Ada sebuah mitos yang mencuat mengenai patung Perawan Sunti. Bahwasanya apabila ada seorang perempuan yang belum menikah / gadis menyentuh patung tersebut, ia akan terus melajang seumur hidup layaknya kisah Putri Keraton. Narasumber juga mengatakan bahwa ada seorang pengunjung dari Jakarta yang memang mengalaminya. Saat mengunjungi Goa Sunyaragi, perempuan tersebut menyentuh patung Perawan Sunti. Kemudian setelah kejadian itu, selama lima tahun ia tak kunjung menikah bahkan untuk memiliki kekasih pun sulit. Perempuan tersebut kembali mendatangi Goa Sunyaragi untuk menetralisir pengaruh sugesti (terhadap patung) seperti melakukan beberapa ritual.
Berbeda dengan sebagian masyarakat yang meyakini mitos tersebut, tidak sedikit juga masyarakat yang tidak mempercayai mitos tersebut. Karena semua berasal dari kepercayaan masing-masing.

Apabila seseorang mempercayainya maka mungkin saja mitos tersebut terjadi karena ketakutan akibat apa yang akan terjadi setelah ia menyentuh patung tersebut. Namun apabila kita tidak mempercayainya maka niscaya mitos tersebut tidak akan terjadi.

Content Creator